Pertemuan awal ini melahirkan gagasan untuk melakukan upaya penyelesaian pergolakan Permesta. Setelahnya dilanjutkan sekitar dua kali pertemuan di kota Malang, Jawa Timur melibatkan sejumlah petinggi militer dari Divisi Brawijaya selain Panglima Kolonel Soerachman, seperti Letnan Kolonel Soenarjadi dan lainnya dimana hasil akhirnya mengirim FJ ‘Broer’ Tumbelaka ke Manado dalam misi rahasia sebagai upaya penyelesaian pergolakan Permesta
Sesuai catatan, FJ ‘Broer’ Tumbelaka mendarat di Manado pada awal Januari 1960 atau tepatnya tanggal 5 Januari dengan bantuan dari pihak Panglima Divisi Brawijaya, Kolonel Soerachman.
Setelah melakukan orientasi awal di Manado dan serangkaian upaya melakukan hubungan dengan pihak Permesta, maka diputuskan untuk dilakukan kontak dengan salah satu Tokoh Besar Permesta, DJ Somba dengan dasar beberapa pertimbangan seperti FJ ‘Broer’ Tumbelaka dan DJ Somba adalah kawan lama sejak sama-sama berdinas ketentaraan di Surabaya, Jawa Timur
Setelah berbagai upaya melakukan kontak yang gagal melalui sejumlah kurir atau penghubung khusus, pada akhirnya dipilih orang sipil, SH Ticoalu (Tjame) yang kebetulan salah satu puteranya, Harry Ticoalu merupakan personil Permesta di WK I yang bertugas diseputaran wilayah Gunung Klabat (sekarang Minahasa Utara), selain itu diketahui DJ Somba dan SH Ticoalu (Tjame) secara pribadi saling mengenal.