Frits Johanes Tumbelaka, seorang perwira militer kelahiran Manado, memiliki latar belakang yang membuatnya mampu menjembatani dua sisi konflik ini.
Broer Tumbelaka dikenal dekat dengan tokoh-tokoh Permesta, namun tetap loyal kepada Republik Indonesia. Kedekatannya dengan masyarakat Sulawesi dan wawasannya dalam bidang diplomasi, menjadi kekuatan utama dalam menjalankan peran sebagai mediator.
Pada tahun 1960-an, pemerintah pusat mulai membuka jalur dialog untuk menyelesaikan konflik dengan pendekatan damai. Dalam proses inilah F.J Tumbelaka dipercaya menjadi tokoh utama yang menginisiasi dan memfasilitasi pertemuan-pertemuan antara pihak Permesta dan pemerintah pusat. Ia mengedepankan pendekatan persuasif, membuka ruang komunikasi, dan membangun kepercayaan antara kedua belah pihak.
Usaha Broer Tumbelaka tidak sia-sia. Berkat kegigihannya, beberapa tokoh penting Permesta akhirnya kembali ke pangkuan Republik. Pada tahun 1961–1963, terjadi serangkaian penyerahan diri dan rekonsiliasi antara para pemimpin Permesta dengan pemerintah Indonesia.




