MANADO | Portalsulutnew.com — Kota Manado kembali menegaskan identitasnya sebagai laboratorium hidup kebhinekaan. Lewat Rapat Koordinasi (Rakor) Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Manado bertema “Manado Sebagai Rumah Besar Pembauran Kebangsaan” yang digelar di Hotel Grand Puri, Kamis (30/10/2025), semangat persatuan kembali dikuatkan di tengah keberagaman etnis, agama, dan budaya yang hidup berdampingan di kota ini.
Rakor ini menghadirkan Wali Kota Manado Andrei Angouw, tokoh masyarakat, budayawan, serta para pengurus forum etnis se-Kota Manado. Hadir pula Kepala Kesbangpol Kota Manado, Ketua FPK Brian Waleleng, S.H., dan Ketua Tim Kerja FPK Eddy Masengi yang membuka kegiatan dengan laporan pelaksanaan.
Masengi menegaskan bahwa pelaksanaan Rakor ini berlandaskan Permendagri No. 34 Tahun 2006 dan SK Wali Kota Manado No. 6/Kesbangpol/2025, dengan misi besar memperkuat fondasi kebangsaan di Manado.
“Manado harus menjadi rumah besar pembauran kebangsaan. Bukan melebur perbedaan, tapi menyatukan semangat bangsa di atas segala latar belakang,” tegasnya.
Sebanyak 125 peserta dari berbagai elemen masyarakat terlibat aktif dalam Rakor ini. Empat isu utama jadi fokus pembahasan: keamanan dan ketertiban, pendidikan, pengembangan budaya dan bahasa, serta penguatan semangat Bhinneka Tunggal Ika dan civil society di Kota Manado.
Dalam sambutannya, Wali Kota Andrei Angouw menekankan makna persatuan sebagai syarat utama membangun kesejahteraan masyarakat.
“Kita memang berbeda-beda, tapi harus punya semangat untuk bersatu. Bahkan kembar identik pun tak sepenuhnya sama. Jadi bukan perbedaan yang dicari, tapi persatuan yang harus dijaga,” ujarnya.
Andrei juga mengingatkan pentingnya peran para budayawan dan tokoh masyarakat dalam menjaga harmoni sosial.
“Ego sektoral sering jadi penghambat. Kalau mau memajukan kota ini, kita harus bisa melepas ego dan mulai dengan komunikasi yang sehat,” tambahnya.
Wali Kota menegaskan, Rakor FPK bukan sekadar seremonial tahunan, tapi harus menghasilkan langkah konkret dalam kehidupan sosial masyarakat.
“Kota Manado harus jadi contoh nyata toleransi. Bukan hanya dalam spanduk dan slogan, tapi dalam perilaku warga sehari-hari,” tegas Andrei.
Sementara itu, Ketua FPK Kota Manado Brian Waleleng, S.H., menyebut FPK sebagai wadah strategis komunikasi lintas etnis yang bertujuan menjaga integrasi sosial.
“Pembauran bukan berarti kehilangan identitas, tapi memperkuat semangat bangsa lewat penghargaan terhadap perbedaan,” katanya.
Kegiatan ini juga dihadiri Kapolresta Manado, Dandim 1309, serta budayawan Prof. Dr. Kamadjaya dan fasilitator Dr. Agus Cekrik Kanselir Malahinseng, yang turut memberikan pandangan tentang strategi membangun kebersamaan di era modern.
Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, Rakor FPK 2025 menjadi momentum penting memperkuat Manado sebagai kota toleran tempat di mana perbedaan bukan ancaman, tapi sumber kekuatan untuk maju bersama.
(ronay)





