Sulut, Portalsulutnew.com – Salah satu fasilitas pelaynan kesehatan peninggalan Belanda yang terletak di Kabupaten Minahasa, tepatnya di Kecamatan Langoan Barat yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Noongan sangat membutuhkan perhatian pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Provinsi Sulut.
RSUD Noongan diketahui dibangun oleh Belanda pada tahun 1932 dan selesai tahun 1934. Mulai dioperasikan sejak 16 Juli 1934, awalnya rumah sakit ini berstatus rumah sakit khusus penyakit Tuberculosis (TBC) dengan nama Sanatorium Koningen Emma.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IV DPRD Sulut bersama Dinas Kesehatan dan Balai RSUD Provinsi Sulut, di Ruang Rapat Komisi IV, Selasa (21/1/2025).
Legislator DPRD Sulut Wakil Ketua Komisi IV Lucky Louis Carl Schramm SH MH berharap agar Dinas Kesehatan Pemprov Sulut bisa memperhatikan fasilitas RSUD Noongan.
“Jangan lupa juga untuk mempertahankan dokter-dokter spesialis. Bagaimana kita melayani masyarakat dengan dokter yang sudah tidak ada,” ujar Louis Schramm.
Ketua Fraksi Partai Gerindra ini meminta Kepala Dinas Kesehatan agar kedepannya berkoordinasi dengan Komisi IV apabila ada hal-hal yang membutuhkan dukungan.
“Kami Komisi IV terbuka, kalau ada yang ingin di bantu koordinasikan atau di komunikasikan,” tegasnya.
Diketahui, Tahun 2024 RSUD Noongan menerapkan full Rekam Medis Elektronik untuk peningkatan kualitas pelayanan dan digitalisasi Rekam Medis.
Untuk mendukung digitalisasi itu dr.Ingrit Giroth rela menyumbang secara pribadi tablet 2 buah dengan laptop 1 buah untuk ruangan yang tidak ada perangkat keras.
Dan juga beberapa android TV Box untuk antrian online dalam mendukung RME elektronik. Karena tidak ada anggaran tapi sudah harus diterapkan di semua Rumah Sakit dan klinik. Jadi ia dengan inisiatif memberikan sumbangan.
***